mari belajar bersama jadi jika ada kesalahan dalam blog ini tolong dikoreksi yahh...jangan diejek lho....^_^

Sabtu, 30 Januari 2010

Hakekat Pembelajaran Konvensional

Istilah konvensional berarti apa yang sudah menjadi kebiasaan (tradisional). Burhani (…:316) dalam kamus ilmiahnya mengartikan “konvensional adalah berdasarkan kondisi dan tatacara-tatacara; menurut atau secara adat kebiasaan; secara persepakatan/persetujuan”. Pada umumnya guru-guru di sekolah dalam pembelajaran matematika menggunakan metode pembelajaran konvensional yang sering digunakan dalam pembelajaran matematika.

Metode ceramah. Metode ceramah merupakan metode mengajar yang paling banyak dipakai oleh guru karena dianggap sebagai metode mengajar yang paling mudah dilaksanakan. Karena bila materi pelajaran sudah dikuasai, guru tinggal menyajikan di depan kelas, siswa-siswa memperhatikan guru menjelaskan kemudian membuat catatan untuk materi yang dianggap penting.

Menurut Sagala (2006:201):

Ceramah adalah suatu bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta didik…. Ceramah adalah penuturan lisan dari guru kepada peserta didik, ceramah juga sebagai kegiatan memberikan informasi dengan kata-kata…., alat utama dalam metode ceramah ini adalah berhubungan dengan siswa menggunakan bahasa bahasa lisan.

Selanjutnya Suherman (2003:201) menyimpulkan:

Ceramah merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seseorang kepada sejumlah pendengar di suatu ruangan. Kegiatan berpusat pada penceramah dan komunikasi yang terjadi adalah komunikasi searah, yakni dari pembicara kepada pendengar. Penceramah mendominasi seluruh kegiatan sedangkan pendengar hanya memperhatikan dan membuat catatan seperlunya.

Adapun gambaran tentang pelaksanaan metode ceramah dalam pembelajaran matematika, sebagai berikut: guru mendominasi kegiatan pembelajaran; definisi dan rumus diberikan oleh guru; penurunan rumus atau pembuktian dalil dilakukan sendiri oleh guru; contoh-contoh soal diberikan dan dikerjakan pula sendiri oleh guru; dan langkah-langkah guru diikuti dengan teliti oleh siswa. Mereka meniru cara kerja dan cara penyelesaiannya yang dilakukan oleh guru.

Sejalan dengan itu, Sahabuddin (1999) menyimpulkan langkah-langkah metode ceramah sebagai berikut:

(a)Tujuan harus dirumuskan sekhusus mungkin, (b) Diselidiki wajar tidaknya penggunaan metode, dan (c) Bahan disusun dengan memperhatikan syarat-syaratnya, yaitu; dapat dipahami dengan jelas; menangkap perhatian siswa; memperlihatkan kepada siswa bahwa bahan yang disampaikan itu berguna dalam kehidupannya; dan menanamkan perhatian yang jelas.

Jadi peranan siswa dalam metode ceramah adalah mendengarkan dengan teliti, mencatat pokok-pokok materi yang penting yang dikemukakan oleh guru.

Metode Ekspositori. Metode ini bertolak dari pandangan, bahwa tingkah laku kelas dan penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh guru/pengajar. Metode ekspositori menempatkan guru sebagai pusat pembelajaran karena guru lebih aktif memberi informasi, menerangkan suatu konsep, mendemonstrasikan keterampilan dalam memperoleh pola, aturan, dalil, memberi contoh soal beserta penyelesaiannya, member kesempatan siswa untuk bertanya dan kegiatan guru lainnya dalam pembelajaran. Dalam metode ekspositori ini Syamsuddin Majmur (dalam Sagala, 2006:79) menyimpulkan “bahwa guru menyajikan bahan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematik dan lengkap sehingga siswa tinggal menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib”.

Metode ekspositori sama seperti metode ceramah dalam hal terpusatnya kegiatan kepada guru sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran). Tetapi pada metode ekspositori dominasi guru cukup berkurang, karena guru berbicara pada awal pelajaran, menerangkan materi dan member contoh soal, dan pada waktu-waktu yang diperlukan saja. Siswa tidak hanya mendengar dan membuat catatan. Tetapi juga mengerjakan soal latihan dan bertanya jika terdapat materi yang tidak dimengerti siswa. Siswa mengerjakan soal latihan sendiri, mungkin juga saling bertanya dan mengerjakan bersama dengan teman-temannya atau diminta mengerjakan di papan tulis.

Secara garis besar prosedur metode eksposiori adalah: (a) persiapan (preparatioan) yaitu guru menyiapkan bahan selengkapnya secara sistematik dan rapi; (b) pertauatan (aperception) bahan terdahulu yaitu guru bertanya atau memberikan uraian singkat untuk mengarahkan perhatian siswa kepada materi yang telah diajarkan; (c) penyajian (presentation) terhadap bahan yang baru, yaitu guru menyajikan dengan cara memberi ceramah atau menyuruh siswa membaca bahan yang telah dipersiapkan diambil dari buku, teks tertentu atau ditulis oleh guru; dan (d) evaluasi (resitation) yaitu guru bertanya dan siswa menjawab sesuai dengan yang dipelajari, atau siswa yang disuruh menyatakan kembali dengan kata-kata sendiri pokok-pokok yang telah dipelajari lisan atau tulisan.

Selain kedua metode konvensional di atas masih terdapat beberapa metode lain, seperti: metode Tanya-jawab, metode diskusi, metode demonstrasi, metode latihan (drill), metode pemberian tugas, dan lain-lain.

2 komentar:

untuk komentar berupa materi tambahan, tuliskan nama/almt email anda