mari belajar bersama jadi jika ada kesalahan dalam blog ini tolong dikoreksi yahh...jangan diejek lho....^_^

Sabtu, 06 Februari 2010

instrumen pengumpulan data

Salah satu kegiatan perencanaan proyek penelitian adalah merumuskan alat pengumpulan data sesuai dengan masalah yang diteliti.
Alat penelitian sangat erat hubungannya dengan seluruh unsur (elemen) penelitian lain, terutama dengan metode. Itu sebabnya langkah yang ditempuh dalam menetapkan suatu jenis alat, harus berpedoman pada:

  1. pendekatan dalam mengumpulkan data
  2. jenis data yang diperlukan untuk mentest hipotesis
  3. alat yang dianggap cocok untuk pengumpulan data yang diperlukan
  4. perlu tidaknya memodifikasi berbagai jenis alat pengumpul data yang digunaka

Alat yang digunakan dalam mengumpulkan data tidak dapat dipisahkan dengan teknik pengumpulan data. Adapun jenis alat dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kependidikan, meliputi:

Test adalah serentetan pertanyaan (latihan) serta alat yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Ditinjau dari sasarannya atau objek yang akan diteliti dibedakan beberapa macam tes, yaitu: tes kepribadian, tes bakat, tes intelegensi, tes sikap, teknik proyeksi, tes minat, dan tes prestasi.


wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab. Ditinjau dari pelaksanaanya, wawancara dibedakan atas: pertanyaan berstruktur, pertanyaan tak berstruktur dan pertanyaan campuran.

Langkah-langkah dalam menyusun pedoman wawancara: membuat lay-out, memilih pertanyaan relevan, mencobakan (try-out), membuat pedoman (guide sheet) wawancara yang siap untuk digunakan.


Kelebihan tes wawancara:

- wawancara dapat dilaksanakan kepada setiap individu tanpa dibatasi oleh faktor usia maupun kemampuan membaca
- data yang diperoleh dapat secara langsung diketahui obyektivitasnya, karena dilaksanakan secara hubungan tatap muka. (face to face relation)
- wawancara dapat dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki hasil yang diperoleh baik melalui observasi terhadap obyek manusia maupun bukan manusia, juga hasil yang diperoleh melalui angket.

- pelaksanaan wawancara dapat lebih fleksibel dan dinamis

Kelemahan teknik wawancara:

- pelaksanaannya menuntut banyak waktu, tenaga dan biaya, terutama bila ukuran sampel cukup besar
- faktor bahasa, baik dari pewawancara maupun responden sangat mempengaruhi hasil (data) yang diperoleh

- sering terjadi wawancara dilakukan secara bertele-tele

- wawancara menuntut kerelaan dan kesediaan responden untuk menerima dan kerjasama yang baik
- wawancara menuntut penyesuaian diri secara emosional (mental psikis) antara pewawancara dan responden
- hasil wawancara banyak tergantung pada kemampuan pewawancara dalam menggali, mencatat dan menafsir setiap jawaban


Angket (kuesioner) adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Bentuk-bentuk penyusunan angket, meliputi: angket berstruktur, angket tak berstruktur.


Langkah-langkah penyusunan angket :
- menyusun lay-out angket
- membuat kerangkan pertanyaan
- menyusun urutan pertanyaan
- membuat format
- membuat petunjuk pengisian
- pencobaan angket (try-out)
- revisi
- memperbanyak angket

Keuntungan angket (kuesioner):
- tidak memerlukan hadirnya peneliti

- dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan menurut waktu senggang responden

- dapat dibagi secara serentak kepada responden
- dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab

- dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama


Kelemahan angket (kuesioner):
- responden sering tidak teliti dalam menjawab
- sering sukar dicari validitasnya
walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden memberikan jawaban yang tidak jujur
- sering tidak kembali
- waktu pengembaliannya tidak bersama-sama

pengamatan (observasi) adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap objek, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pelaksanaan pengamatan (observasi) menempuh 3 cara utama, yaitu: pengamatan langsung, pengamatan tak langsung, dan partisipasi.

Manfaat Observasi (pengamatan):
- dengan observasi dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial
- dengan observasi, maka akan dipeoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif
- peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain
- peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akann terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan lembaga.

Objek observasi dalam penelitian kualitatif dinamakan situasi sosial, yang terdiri atas tiga komponen, yaitu: place (tempat), actor (pelaku), dan activity (kegiatan)
Tapan observasi: Observasi deskriptif, terfokus, dan observasi terseleksi

Penentuan metode dan instrumen
Telah dipahami beberapa meetode dan instrumen pengumpulan data. Masing-masing metode dan instrumen mempunyai kebaikan dan keburukan. Dalam melaksanakan suatu penelitian biasanya digunakan lebih dari satu metode atau instrumen, agar kelemahan yang satu bisa ditutupi dengan kebaikan yang lain.
Kadang-kadang sesuatu metode merupakan keharusan untuk dipakai dalam penelitian. tetapi kadang-kadang merupakan salah satu alternatif saja, sehingga pilihan metode dapat dipilih-pilih.
Tidak sedikit peneliti yang mengacaukan metode dan instruimen, sehingga kedua hal tersebut berkaitan dan peneliti juga harus dapat memahami kaitannya, yaitu:

  • Metode penelitian, adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitianny.
  • instrumen penelitian, adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hsilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Pemilihan metode dan instrumen pengumpulan data dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:

  1. Tujuan penelitian, yaitu untuk menentukan jenis da macam variabel
  2. sampel penelitian, digunakan apabila sampelnya besar, sehingga tidak mampu menggunakan wawancara atau observasi, sebaiknya menggunakan angket
  3. lokasi, meliputi daerah luas, akan lebih efektif jika menggunakan metode kuesioner
  4. pelaksana
  5. biaya dan waktu
  6. data

Pengadaan instrumen
prosedur yang ditempuh dalam pengadaan instrumen uang baik, yaitu:

  1. perencanaan, meliputi perumusan tujuan, menentukan variabel, kategorisasi variabel. Untuk tes langkah ini meliputi perumusan tujuan dan pembuatan tabel spesifikasi
  2. penulisan butir soal, atau item kuesioner, penyusunan skala, penyusunan pedoman wawncara
  3. penyuntingan, yaitu melengkapi instrumen dengan pedoman mengerjakan surat pengantar, kunci jawaban dll yang diperlukan
  4. uji coba, baik dalam sklaa kecil maupun besar
  5. penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban peninjauan saran-saran, dsb
  6. mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik dan mendasarkan diri pada data yang diperoleh sewaktu uji coba


Validitas dan realibilitas instrumen
Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Jadi, instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.
Instrumen yang reliabel belum tentu valid. Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas. Oleh karena itu, walaupun instrumen yang valid umumnya pasti reliabel, tetapi pengujian reliabilitas instrumen perlu dilakukan.

Read More..

Kamis, 04 Februari 2010

JENIS-JENIS VARIABEL DAN SKALANYA

1. Pengertian Variabel

Istiah variabel merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan jenis penelitian, F.N. Kelinger menyebut variabel sebagai sebuah konsep seperti halnya laki-laki dalam konsep jenis kelamin, insaf dalam konsep kesadaran.

Sutrisno Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi, sedangkan Direktorat Pendidikan Tinggi Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud variabel penelitian adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian.

2. Macam-macam Variabel

Pada dasarnya banyaknya variabel sangat bergantung pada sederhana atau runtutnya penelitian. Makin sederhana rancangan penelitian, variabelnya makin sederhana atau sedikit dan sebaliknya.

Macam-macam variabel:

a. Menurut fungsinya, variabel dapat dibedakan :

(1) Variabel tergantung

Yaitu kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul ketika peneliti mengintroduksi, mengubah atau mengganti variabel bebas. Menurut fungsinya, variabel ini dipengaruhi variabel lain. Karena sering disebut variabel yang dipengaruhi atau variabel terpengaruh.

(2) Variabel bebas

Yaitu kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasi dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi. Fungsi variabel ini sering disebut variabel pengaruh sebab berfungsi mempengaruhi variabel lain. Jadi, secara bebas berpengaruh terhadap variabel lain.

(3) Variabel intervening

Yaitu variabel yang berfungsi menghubungkan variabel satu dengan variabel yang lain. Hubungan itu dapat menyangkut sebab akibat atau hubungan pengaruh dan terpengaruh.

(4) Variabel moderator

Yaitu variabel yang fungsinya ikut mempengaruhi variabel tergantung serta memperjelas hubungan bebas dengan variabel tergantung.

(5) Variabel kendali

Yaitu yang membatasi (sebagai kendali) variabel moderator. Variabel ini berfungsi sebagai kontrol terhadap variabel lain, terutama berkaitan dengan variabel moderator.

(6) Variabel rambang

Berlainan dengan variabel bebas yang fungsinya sangat diperhatikan dalam penelitian, maka variabel rambang adalah variabel yang fungsinya dapat diabaikan atau pengaruhnya hamper tidak diperhatikan terhadap variabel bebas maupun variabel tergantung.

b. Menurut datanya, variabel dapat dibedakan berdasarkan data yang diharapkan terkumpul, yaitu dapat dibedakan:

1) Variabel nominal: yaitu variabel yang bersifat diskrit dan saling pisah antara kategori satu dengan yang lain.

2) Variabel ordinal: yaitu variabel yang disusun berdasarkan tingkat yang berurutan, jadi merupakan rangking yang berurutan.

3) Variabel interval: yaitu variabel yang dihasilkan dari pengukuran, dimana dalam pengukuran tersebut diasumsikan terdapat satuan pengukuran yang sama.

4) Variabel rasio: yaitu variabel perbandingan.

3. Jenis-jenis Hubungan Antara Variabel

Ada 3 jenis hubungan antar variabel:

a. Hubungan simestris

Variabel dikatakan mempunyai hubungan simetris apabila variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel lainnya. Terdapat 4 kelompok hubungan simetris.

· Kedua variabel merupakan indikator sebuah konsep yang sama

· Kedua variabel merupakan akibat dari suatu faktor yang sama

· Kedua variabel saling berkaitan secara fungsional, dimana yang satu berada yang lainya pun disana

· Hubungan yang bersifat kebetulan semata

b. Hubungan timbal balik

Adalah hubungan dimana suatu variabel dapat menjadi sebab akibat dari variabel lainnya.

c. Hubungan asimetris

Dalam hubungan asimetris ada enam tipe, yakni:

1) Hubungan antara stimulus dengan respons

2) Hubungan antara disposisi dengan respons

3) Hubungan antara ciri individu dan disposisi atau tingkah laku

4) Hubungan antara prekondisi yang perlu dengan akibat tertentu

5) Hubungan yang imanen antara dua variabel

6) Hubungan antara tujuan (ends) dan cara (means)

4. Pengukuran Variabel

Untuk melakukan pengukuran, seorang peneliti harus memikirkan bagaimana ukuran yang paling tepat untuk suatu konsep. Proses pengukuran mengandung empat kegiatan pokok yaitu:

a. Menentukan indicator untuk dimensi-dimensi variabel penelitian

b. Menentukan ukuran masing-masing dimensi

c. Menentukan ukuran yang akan digunakan dalam pengukuran, apakah tingkat ukuran nominal, ordinal, interval, atau rasio

d. Menguji tingkat validitas dan reliabilitas sebagai kriteria alat pengukuran yang baik

5. Sifat Variabel

Ditinjau dari sifatnya, variabel penelitian dapat dibedakan menjadi dua yaitu

a. Variabel statis adalah variabel yang tidak dapat diubah keberadaannya, misalnya jenis kelamin, status sosial ekonomi, tempat tinggal, dll.

b. Variabel dinamis adalah variabel yang dapat diubah keberadaannya berupa pengubahan, peningkatan atau penurunan. Misalnya, kedisiplinan, motivasi kepedulian, dsb.

6. Variabel Antara (intervening variabel)

Segala sesuatu harus ada sebab musahabnya dan tidak begitu saja terjadi dengan sendirinya. Setiap kali menentukan sebab musahab dari suatu fenomena selalu akan timbul pertanyaan. Apakah sebab yang lainnya? Apakah sebab yang pertama langsung pada fenomena tersebut ataukah tidak langsung dan melalui sebab yang lain? Untuk mengatur sebab musahab suatu fenomena, tentu saja dengan pengamatan serta akal sehat, disamping teori-teori yang menjadi pedoman. Suatu variabel disebut variabel antara, apabila dengan masuknya variabel tersebut, hubungan statistik yang semula tampak antara dua variabel kemudian menjadi lemah atau bahkan lenyap. Hal ini disebabkan hubungan yang semula nampak antara kedua variabel pokok bukanlah suatu hubungan yang langsung tetapi melalui variabel yang lain.

7. Variabel Antesenden

Variabel antesenden merupakan hasil yang lebih mendalam dan penelusuran hubungan kausal antara variabel-variabel. Perbedaan variabel antara dengan variabel antesenden adalah variabael antara menyusup diantara variabel pokok dan variabel antesenden mendahului variabel pengaruh.






Untuk dapat diterima sebagai variabel antesenden ada syarat yang harus dipenuhi:

a. Hubungan yang ada adalah variabel antesenden dan variabel pengaruh, variabel pengaruh dan variabel terpengaruh.

b. Apabila variabel antesenden di control, hubungan antara variabel pengaruh dan variabel terpengaruh tidak lenyap (variabel antesenden tidak mempengaruhi hubungan antara kedua variabel)

c. Apabila variabel pengaruh dikontrol, hubungan antara variabel antesenden dan variabel terpengaruh harus lenyap.

Read More..

Rabu, 03 Februari 2010

BEBERAPA PENDEKATAN PENELITIAN

Memilih pendekatan yang cocok merupakan salah satu unsure yang penting dalam melakukan suatu penelitian. Untuk menentukan pendekatan penelitian, maka kita terlebih dahulu harus mengetahui beberapa jenis pendekatan, kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Pendekatan suatu penelitian ditentukan berdasarkan jenis penelitian apa yang kita lakukan. Jadi jenis-jenis pendekatan juga dapat dikelompokkan berdasarkan jenis penelitian yang kita lakukan.

Jenis-jenis Pendekatan

1. Jenis Pendekatan menurut Teknik Samplingnya

Jenis pendekatan ini menggunakan objek yang diteliti dalam menggambil pendekatan suatu penelitian.

a. Pendekatan Populasi

Dalam pendekatan populasi, peneliti menggunakan populasi atau seluruh komponen dari subjek penelitian sebagai sumber data dalam penelitian tersebut. Jadi yang menjadi target pendekatan penelitian ini adalah populasi.

b. Pendekatan Sampel

Seringkali terjadi bahwa peneliti tidak dapat melakukan studi terhadap semua anggota yang menjadi objek penelitian, sehingga mereka hanya mampu mengambil sebagian dari populasi (sampel), dalam penelitian ini biasanya digunakan pendekatan sampel. Pendekatan ini biasanya diterappkan terhadap penelitian yang populasinya cukup besar sehingga untuk mengumpulkan datanya membutuhkan tenaga, pemikiran, dan/atau dana yang besar sehingga menyulitkan peneliti dalam mengumpulkan datanya.

c. Pendekatan Kasus

Penelitian kasus adalah penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang suatu keadaan tertentu yang ada sekarang dan interaksi linkungan suatu unit sosial: individu, kelompok lembaga atau masyarakat.

Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seorang individu yang dipandang mengalami suatu kasus tertentu. Misalnya, mempelajari secara khusus anak nakal, anak yang tidak bisa bergaul dengan orang lain atau anak yang selalu gagal belajar.

Peneliti memilih salah satu kasus dan mempelajarinya secara mendalam dan dalam jangka waktu tertentu. Artinya peneliti mengungkap semua variabel yang menyebabkan terjadinya kasus tersebut. Tekanan utama dalam studi kasus adalah mengapa individu melakukan hal tersebut dan bagaimana pengaruhnya terhadap lingkungan.

2. Jenis Pendekatan menurut Timbulnya Variabel

a. Pendekatan Non-eksperimen (Penelitian Deskriptif)

Pendekatan Non-eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan/menggambarkan variabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi). Misalnya, penelitian mengenai kemunduran prestasi belajar siswa, kemunduiran rasa tanggung jawab.

b. Pendekatan Eksperimen

Pendekatan Eksperimen adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel-variabel yang akan datang.

Pendekatan Eksperimen/eksplanatori adalah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan apa-apa yang akan terjadi bila variabel-variabel tertentu dikontrol atau dimanipulasi secara tertentu.

Jadi pendekatan ekperimen adalah penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian eksperimen.

3. Jenis Pendekatan menurut Pola-pola atau Sifat-sifat Non-Eksperimen

a. Pendekatan Kasus (case-studies)

Selain dapat dikumpulkan dari berbagai sumber pustaka yang telah ada, pengumpulan data suatu penelitian dapat pula dilakukan dengan mengadakan kuliah kerja (field work). Salah satu bentuk dari kuliah kerja itu adalah case study, yang dalam sejarah pertumbuhannya mula-mula dipergunakan untuk menggambarkan dan menunjang suatu pendapat atau dalil. Pendekatan ini digunakan untuk memecahkan suatu problema melalui pengumpulan data dalam bentuk beberpa case yang kongkret dan terperinci.

b. Pendekatan Kausal-Komparatif

Pendekatan Kausal-Komparatif adalah penelitian yang dilakukan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara berdasarkan atas pengamatan terhadap akibat yang ada, mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu. Hal ini berlainan dengan metode eksperimental yang mengumpulkan datanya pada waktu kini dalam kondisi yang dikontrol. Misalnya, penelitian sikap santai siswa dalam kegiatan belajar, mungkin menyebabkan banyaknya lulusan pendidikan tertentu yang tidak mendapat lapangan kerja.

c. Pendekatan Korelasi

Penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Jadi dalam menggunakan pendekatan ini, peneliti dituntut mempelajari dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana variabel dalam satu variabel berhubungan dengan variabel lain. Misalnya, studi mempelajari hubungan antara skor pada tes masuk perguruan tinggi dengan indeks prestasi.

d. Pendekatan Histori

Pendekatan historis yaitu usaha untuk mempelajari dan mengenali fakta-fakta dan menyusun kesimpulan mengenai peristiwa-peristiwa masa lampau. Disini peneliti dituntut menemukan fakta, menilai dan menafsirkan fakta yang diperoleh secara sistematis dan objektif untuk memahami masa lampau. Temuan-temuan masa lampau tersebut dapat dijadikan bahan untuk masa yang sekarang dan meramalkan peristiwa yang akan datang.

4. Jenis Pendekatan menurut Model Pengembangan atau Model Pertumbuhan

a. One-shot model yaitu model pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data pada suatu saat. Misalnya, penelitian yang dilakukan untuk meneliti perkembangan motorik pada anak usia 1 tahun, penelitian dilakukan pada satu waktu terhadap satu kelompok.

b. Longitudinal yaitu mempelajari berbagai tingkat pertumbuhan dangan cara mengikuti perkembangan individu-individu yang sama. Misalnya, meneliti perkembangan motorik sekelompok anak umur 7 bln, 8, 9, 10, 11, 12 bulan, dst, dengan demikian, penelitian dilakukan pada beberapa waktu terhadap 1 kelompok.

c. Cross-sectional model atau pendekatan silang yaitu gabungan antara model a dan b untuk memperoleh data yang lebih lengkap yang dilakukan dengan cepat, sekaligus dapat menggambarkan perkembangan individu selama dalam masa pertumbuhan karena mengalami subjek dari berbagai tingkat umur. Misalnya, seorang peneliti yang meneliti perkembangan pola pikir suatu sekolah dasar, maka peneliti meneliti secara serentak kelas I, II, III, IV, V dan VI.

Read More..