mari belajar bersama jadi jika ada kesalahan dalam blog ini tolong dikoreksi yahh...jangan diejek lho....^_^

Minggu, 31 Januari 2010

Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing

Istilah pembelajaran sangat dekat dengan pengertian strategi pembelajaran. Pada awalnya, istilah strategi dikenal dalam dunia militer terutama terkait dengan perang. Namun demikian makna itu telah meluas dan tidak hanya dalam kondisi perang tetapi juga damai, dan dalam berbagai bidang antara lain: ekonomi, social, pendidikan dan sebagainya.

Strategi berarti:

· Ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai.

· Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.

Sedangkan metode adalah cara yang teratur dan berpikir baik-baik untuk mencapai maksud/tujuan.

Soedjadi menyebutkan, strategi pembelajaran adalah suatu siasat melakukan kegiatan yang bertujuan mengubah suatu keadaan pembelajaran kini menjadi keadaan pembelajaran yang diharapkan. Untuk mengubah keadaan itu dibutuhkan pendekatan pembelajaran. Pendekatan dapat dilakukan lebih dari satu metode dan dalam satu metode dapat digunakan lebih dari satu teknik. Jika dirangkai secara sederhana: teknik-metode-pendekatan-strategi.

Istilah model pembelajaran berbeda dengan strategi pembelajaran. Model pembelajaran meliputi model pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Konsep model pembelajaran lahir dan berkembang dari para pakar psikologi dengan pendekatan dalam setting eksperimen yang dilakukan. Konsep model pembelajaran untuk pertaman kalinya dikembangkan oleh Bruce dan koleganya.

Empat ciri khusus model pembelajaran yang tidak dimiliki oleh strategi atau metode tertentu, yaitu:

· Rasional teoritik yang logis

· Tujuan pembelajaran yang hendk dicapai

· Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut berhasil

· Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran tercapai

Model Penemuan Terbimbing

Sebelum penemuan terbimbing, kita mengenal Model Penemuan Murni yakni sebagai heuristic, apa yang hendak ditemukan, jalan atau proses semata-mata ditentukan oleh siswa sendiri. Model ini terasa kurang tepat karena pada umumnya sebagian besar siswa masih butuh pemahaman konsep dasar untuk bias menemukan sesuatu. Disamping itu, jika setiap konsep atau prinsip dalam silabus harus dipelajari dengn penemuan murni, kita akan kekurangan waktu sehingga tidak banyak materi dapat dipelajari oleh siswa. Pada umumnya juga siswa tergesa-gesa dalam menarik kesimpulan dan tidak semua siswa mampu melakukannya.

Berangkat dari kekurangan penemuan terbimbing inilah maka dikembangkan Model Penemuan Terbimbing. Dalam model ini, guru ditempatkan sebagai fasilitator, guru membimbing siswa dimana ia diperlukan. Guru merupakan petunjutk jalan dalam model ini. Disini siswa didorong untuk berpikir sendiri, menganalisis sendiri, sehingga dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan atau data yang telah disediakan oleh guru. Siswa dihadapkan pada situasi dimana ia bebas menyelidiki dan menarik kesimpulan. Terkaan, intuisi, dan mencoba-coba (trial and error) hendaknya dianjurkan.

Langkah – langkah dalam Penemuan Terbimbing

a. Merumuskan masalah yang akan diberikan pada siswa dengan data yang secukupnya. Perumusannya harus jelas, hindari pertanyaan yang menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang ditempuh siswa tidak salah.

b. Dari data yang diberikan oleh guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang diperlukan saja.

c. Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis yang dilakukannya.

d. Bila perlu, konjektur yang telah dibuat siswa diperiksa oleh guru. Hal ini penting untuk meyakinkan kebenaran perkiraan siswa, sehingga akan menuju kearah yang hendak dicapai.

e. Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur, maka verbalisasi konjektur (penjelasan dengan kata-kata/perkiraan) diserahkan kepada siswa untuk menyusunnya. Disamping itu perlu diingat bahwa induksi tidak menjamin 100% kebenaran konjektur.

f. Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah hasil penemuan itu benar.

Kelebihan dan Kelemahan Model Penemuan Terbimbing

Kelebihan:

· Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan.

· Menumbuhkan, sekaligus menanamkan sikap inquiry (mencari-menemukan).

· Mendukung kemampuan problem solving siswa.

· Memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa dengan guru.

· Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukannya.

Kekurangan:

· Untuk materi tertentu, waktu yang tersita lebih banyak.

· Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Fakta di lapangan, beberapa siswa masih terbiasa dan mudah mengerti dengan model ceramah.

· Tidak semua topic pelajaran cocok dengan model ini. Umumnya topik-topik yang berhubungan dengan prinsip dapat dikembangkan dengan model ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

untuk komentar berupa materi tambahan, tuliskan nama/almt email anda